Jumat, 24 Februari 2012

Jeremy Lin-sanity, The Lin-derella Story!

 “We are all in the gutter, but some of us are looking at the stars.” –      Oscar Wilde

Kehebohan melanda di negeri Paman Sam (dan dunia), dua minggu terakhir ini. Segala macam media, komentator, anak kecil, tua-muda, hingga Barrack Obama ikut-ikutan heboh. Mereka menggunjingkan satu orang yang seperti mewakili para underdog, sebuah kisah cinderella, heroisme yang tak terbayangkan bakal dilakoni oleh orang tersebut.


Nih orang bukan sosok gagah  tentara GI Joe baru balik dari Iraq, atlit kekar NFL pencetak touchdown, atau selebriti penyelamat anjing pudel di jalanan. No, no, jauh dari bayangan itu semua, ia adalah Jeremy Lin, pria keturunan Taiwan, kerempeng, jebolan Harvard, tetapi menjadi penyelamat nasib timnya, New York Knicks.

Mau tahu apa yang diperbuatnya selama dua minggu terakhir? Penghangat bangku cadangan ini tiba-tiba  menjadi penyelamat kekalahan beruntun timnya dengan menjadi pencetak angka terbanyak selama 10 pertandingan terakhir! Padahal Lin cuma pemain cadangan ke-5 alias pemain pilihan paling terakhir, itupun kalau timnya sudah diatas angin dengan selisih skor besar. Beberapa tim bahkan sama sekali mengacuhkan aplikasi si kutu buku bergelar sarjana ekonomi ini sama sekali.

Tetapi sebuah pertandingan melawan New Jersey Nets merubah nasibnya. Pelatihnya yang sudah pasrah dan putus asa karena timnya kalah melulu (kalah 11 dari 13 game), berjudi dengan memainkan Lin sebagai starter dan Voila!! Lin bermain seperti pemain utama dengan mencetak 25 poin, 5 rebound, dan 11 asist! Kegilaan Lin berlanjut hingga kini, dimana ia membawa Knicks menang 8 game dari 10 pertandingan terakhir dengan rataan lebih dari 20 poin per game.



Sekejap, deh, selama dua minggu terakhir, semua orang mengidolainya habis-habisan, majalah-majalah menjadikan wajahnya sebagai cover utama, twitter berkicau nama Lin tanpa henti, dan gaungnya sampai ke Taiwan pula. Anak-anak keturunan asia menjadi pede mereka bisa seperti Lin, dan menjadi atlit di kompetisi seketat NBA.

Tiba-tiba bermunculan lah aneka nickname kocak dari kisah Lin ini (hahaha! kreatif juga), mulai dari Lin-sanity, Linderella, Lincredible, Linning, InLincible, Super Lin-tendo (ini fave Lin) dan aneka macam plesetannya. Bahkan sampai ada generator nickname Lin segala hahaha!





Lin adalah seorang underdog sejati. Seorang underdog sejati tak pernah putus asa, selalu optimis, cinta pada apa yang dilakoninya, dan siap mengambil kesempatan. Lin bisa saja berhenti basket, dan menjadi pekerja kantoran, dijamin Lin gak bakal kesulitan mendapat lowongan kerja secara jebolan Harvard. Tetapi dia tetap berjuang membuktikan sesuatu, dan itu bikin saya yang juga fan basket seperti menemukan idola baru setelah sekian lama Michael Jordan pensiun. (but i'm still a Bull's diehard fan, hehe)

Orang mungkin bilang ia beruntung karena timnya payah, kalau tidak, ia tak akan bisa bersinar seperti saat ini. Itu betul, tetapi kerja keras dan keyakinan teguh Lin lah yang membuat alam semesta seperti begitu membukakan jalan kepadanya. Kisah Lin membuktikan bahwa sukses itu bisa menghampiri siapapun, asal tahu diri dan tidak sombong sebagai seorang kalah --> 'selalu pasrah'.

Ternyata sukses itu datang dari semangat, do'a, dan keyakinan. Se-underdog apapun kita, asal percaya dan mau, kesempatan emas itu akan datang. And Lin has proved it to us in a Lincredible way!

*Bahkan Lin dibikin sebuah lagu berjudul the Mighty Lin! LOL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar